Apakah kamu tipe A yang perfeksionis atau tipe B yang bebas? Apakah benar golongan darah memengaruhi kepribadian kita—dan bahkan pola makan pelari?
Asal-Usul Teori Kepribadian Berdasarkan Golongan Darah
Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Takeji Furukawa pada tahun 1927, seorang profesor dari Jepang. Ia mempublikasikan makalah berjudul “The Study of Temperament Through Blood Type.” Furukawa berusaha mencari penjelasan ilmiah atas perbedaan perilaku antar kelompok etnis di Jepang. Sejak itu, teori ini berkembang luas, terutama di Jepang, Korea Selatan, dan sebagian masyarakat Asia lainnya.
Meski dianggap sebagai “pseudoscience” oleh kalangan medis, teori ini tetap populer dan memengaruhi banyak aspek kehidupan: mulai dari kencan, pekerjaan, hingga dinamika sosial di kantor.
Jenis Kepribadian Berdasarkan Golongan Darah
- Tipe A: Terorganisir, bertanggung jawab, perfeksionis. Cenderung cemas dan tidak suka konflik. Dalam tim, mereka sering menjadi perencana yang rapi.
- Tipe B: Kreatif, fleksibel, individualis. Terkadang dianggap egois, tapi juga punya daya imajinasi tinggi.
- Tipe AB: Campuran dari A dan B. Rasional tapi juga sensitif. Bisa jadi diplomat yang efektif, tetapi juga mudah terlihat dingin.
- Tipe O: Optimis, pemimpin alami, ambisius. Suka kompetisi dan mudah bersosialisasi.
Banyak orang menggunakan teori ini untuk menentukan pasangan hidup, cara bekerja tim, hingga mencocokkan zodiak Jepang. Bahkan di Jepang, perusahaan kadang mencantumkan golongan darah dalam CV atau proses rekrutmen!
Budaya dan Respon Masyarakat
Di Jepang, istilah ketsueki-gata (pengelompokan kepribadian berdasarkan golongan darah) sangat umum. Media massa sering menampilkan horoskop atau ramalan harian berdasarkan golongan darah. Bahkan, ada produk makanan, minuman, dan kosmetik yang dipasarkan khusus untuk tipe darah tertentu.
Namun, di dunia Barat dan kalangan ilmiah, teori ini dianggap tidak memiliki dasar ilmiah. Tidak ada bukti kuat bahwa gen yang menentukan golongan darah juga memengaruhi kepribadian seseorang secara signifikan.
Pro dan Kontra Teori Kepribadian Golongan Darah
Keunggulan (Pros)
- Mudah dipahami: Banyak orang merasa cocok dengan deskripsi tipe darah mereka, mirip dengan zodiak atau MBTI.
- Alat refleksi diri: Bisa digunakan untuk meningkatkan kesadaran diri dan mengenal tipe kerja atau relasi yang cocok.
- Nilai budaya: Sebagai bagian dari identitas sosial di Jepang dan Korea.
Kelemahan (Cons)
- Pseudoscientific: Tidak diakui oleh dunia medis sebagai metode ilmiah.
- Berpotensi diskriminatif: Di Jepang, fenomena bura-hara (blood harassment) sempat terjadi, di mana orang didiskriminasi karena golongan darah mereka.
- Mengabaikan faktor lain: Kepribadian terbentuk dari kombinasi genetika, lingkungan, pengalaman hidup, dan bukan hanya satu variabel.
Apakah Masih Relevan di Gaya Hidup Modern?
Jawabannya tergantung. Di era modern yang serba cepat dan berbasis data, banyak orang lebih memilih tools berbasis psikologi terapan atau neuroscience. Namun, di sisi lain, teori ini masih dipakai secara informal di media, entertainment, bahkan aplikasi dating.
Dalam kehidupan sosial, membahas golongan darah sering menjadi ice-breaker yang menyenangkan. Bahkan, beberapa influencer dan selebriti di Korea Selatan menyebut golongan darah mereka sebagai bagian dari identitas personal.
Golongan Darah dan Diet: Apakah Berpengaruh?
Selain kepribadian, teori ini berkembang ke arah diet dan gaya hidup. Dr. Peter D’Adamo, dalam bukunya “Eat Right 4 Your Type”, menyatakan bahwa golongan darah juga menentukan bagaimana tubuh memproses makanan tertentu. Misalnya:
- Tipe O: Disarankan makan tinggi protein hewani dan olahraga intens seperti lari.
- Tipe A: Lebih cocok vegetarian dan latihan ringan seperti yoga.
- Tipe B: Fleksibel, bisa konsumsi produk susu dan olahraga sedang seperti hiking.
- Tipe AB: Kombinasi moderat dari tipe A dan B.
Meski menarik, diet berdasarkan golongan darah juga belum terbukti secara ilmiah. Studi pada 2014 oleh American Journal of Clinical Nutrition menyimpulkan tidak ada bukti yang cukup untuk mendukung manfaat diet ini.
Relevansi dengan Gaya Hidup Pelari
Banyak pelari mencari pola makan terbaik untuk meningkatkan performa dan pemulihan. Karena itu, topik diet berdasarkan golongan darah patut dibahas lebih lanjut. Apakah tipe darah O memang lebih cocok dengan pola makan tinggi protein? Apakah pelari tipe A akan lebih optimal jika memilih gaya hidup vegetarian?
Pertanyaan-pertanyaan ini akan dibahas lebih dalam dalam postingan selanjutnya: “Diet Lari Berdasarkan Golongan Darah – Mitos atau Metode?”
Penutup
Teori kepribadian berdasarkan golongan darah mungkin tidak didukung oleh sains modern, tapi masih punya tempat di budaya pop dan percakapan sosial. Sebagai lifestyle blogger dan pelari, saya melihatnya sebagai refleksi diri yang menyenangkan—selama tidak dijadikan alat penghakiman. Jadi, kamu golongan darah apa, dan apakah cocok dengan deskripsinya?
Yuk lanjutkan ke bagian selanjutnya: Diet untuk Pelari Berdasarkan Golongan Darah.